DAPATKAN! Buku Pitutur Luhur (Rp.5.000) dan CD MP3 Pitutur Luhur oleh Ustadz Parsono Agus Waluyo ( Karangpandan, Solo - Indonesia

Monday, 16 September 2013

Ratusan Warga Klewor Antre Air Bersih


Solopos.com, BOYOLALI – Ratusan warga di Dukuh Klencong, Desa Kemusu dan Dukuh Ngeksiharjo, Desa Klewor, Kecamatan Kemusu, Senin (16/9/2013), menerima bantuan air bersih. Mereka berbondong-bondong menyerbu mengingat air bersih menjadi barang langka di musim kemarau belakangan ini.
Warga Klewor mengantre pemberian air bersih dari Bakorwil Surakarta (Oriza Vilosa/JIBI/Solopos)Berdasarkan pantauan Solopos.com, satu tangki kapasitas 5.000 liter air bersih didistribusikan petugas Bakorwil II Pemprov Jateng di Ngeksiharjo RT 004/RW 001, Klewor, mulai pukul 14.00 WIB.
“90 Kepala keluarga di sini kesulitan air. Sumber air dari sumur dekat Sungai Serang sudah surut dan tak lancar mengalirkan air ke tandon yang kami bangun secara swadaya,” terang Ketua RT 004, Aat Surya Atmaja, kepada Solopos.com, di sela-sela distribusi air.
Kesulitan mendapatkan air dari pipa saluran sumber tersebut dikatakannya berlangsung tiga bulan terakhir.
“Warga jadi memberi upah bagi yang ngangsu ke sana, Rp1000 setiap jerikennya. Sumur itu berada 100 meter dari Sungai Serang,” imbuhnya.
Sunarno, 70, warga lainnya, menerangkan, sudah ada Pamsimas di daerah itu. “Air Pamsimas tak sampai sini. Warga sudah memasang instalasi pipa, tapi jalannya air tak normal. Pamsimas hanya efektir untuk kampung Kleban dan Klewor RT 006,” tukasnya.
Berbeda halnya dengan warga kampung tetangga, daerah Kadus II Gumukrejo. Sunarno menyebut terdapat warga yang memiliki sumur pribadi di lokasi itu dan airnya lancar didistribusikan ke rumah-rumah tetangga.
Satu unit tangki, lanjut dia, juga mendistribusikan air bersih ke daerah Bengle dan Jatilawang, Kecamatan Wonosegoro.

http://www.solopos.com/2013/09/16/bencana-kekeringan-ratusan-warga-klewor-antre-air-bersih-448048

Akibat Kekeringan Puluhan Hektar Lahan Padi di Kedawung Puso

Sragen — Puluhan hektar tanaman padi di Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung, Sragen dipastikan gagal panen.
Kondisi itu terjadi akibat dampak kekeringan yang melanda wilayah Kedawung sejak dua bulan terakhir.
Para petani di wilayah tersebut hanya bisa pasrah menghadapi kerugian yang sudah tampak di depan mata. Sebab mereka mengaku kehabisan cara untuk menyelamatkan tanaman yang rata-rata sudah berusia 70 hari itu.
dok.timlo.net/agungSelain tidak ada sumber air, kondisi lahan yang berundak-undak mengakibatkan petani kesulitan mengalirkan air menuju lokasi persawahan.
Seperti dikatan Jumini (41), salah satu pemilik tanaman padi di Dukuh Gendol, Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung mengungkapkan, kiriman hujan terkahir kali terjadi pada Bulan Juli 2013 lalu.
Karena masih sempat ada kiriman hujan dan persediaan air di saluran irigasi masih ada, para petani masih tenang dan nekat untuk meneruskan tanam padi. Namun sejak bulan Agustus tidak ada kiriman hujan dan pasokan air dari irigasi mulai mengering.
“Cuaca sekarang memang susah ditebak,” ujarnya.
Dikatakan Jumini, bagi petani padi padi di daerah dengan kondisi lahan pertanian datar, masih dapat menyelamat tanaman dengan cara membeli air yang diangkut menggunakan truk. Namun demikian kondisi itu tidak mungkin dapat dilakukan para petani di Dukuh Gendol karena faktor kondisi lahan yang berundak.
“Kalau beli air juga percuma, tingkat kemiringan lahan cukup tinggi sehingga air akan tercecer tidak sampai lokasi,” kata Jumini.
Senada petani lainnya, Partono (60), petani lainya menambahkan selain tanaman padi di Desa Mojokerto, kekeringan juga terjadi di sejumlah wilayah lain di Kecamatan Kedawung. Khusus di daerahnya pihaknya mengaku ada lebih dari 20 hektar tanaman padi yang kekeringan.
Dibanding tahun sebelumnya, kata Partono, musim kemarau kali ini sebenarnya tidak terlalu panas. Namun demikian dampak kekeringan yang terjadi justru lebih parah dari tahun sebelumnya.
“Dulu musim keringnya tidak terlalu lama, kami masih bisa panen. Tidak seperti saat ini,” katanya.
  http://www.timlo.net/baca/68719511241/akibat-kekeringan-puluhan-hektar-lahan-padi-di-kedawung-puso/

PILKADA KARANGANYAR Besok, Logistik Mulai Didistribusikan

Solopos.com, KARANGANYAR – Logistik pemilihan kepala daerah (Pilkada) Karanganyar berupa perangkat atau kelengkapan Tempat Pemungutan Suara (TPS) bakal mulai didistribusikan pada Rabu (18/9/2013). Logistik Pilkada Karanganyar dikirim langsung ke setiap Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Ketua  Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karanganyar, Sri Handoko Budi Nugroho, mengatakan pihaknya telah menyiapkan logistik Pilkada antara lain bilik suara, surat suara dan kartu undangan pemilih. Logistik Pilkada segera dikirim ke setiap PPK yang dilanjutkan ke setiap Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS).
“Logistik Pilkada sudah siap 100 persen hanya tinggal pendistribusian ke setiap PPK dan TPS,” katanya kepada Solopos.com, Senin (16/9/2013).
Pihaknya telah menyusun jadwal pengiriman logistik pemungutan suara ke setiap PPK. Selanjutnya, anggota PPK akan mencocokkan data logistik yang dikirim KPU Karanganyar dengan data logistik TPS. Apabila ada logistik yang kurang maka segera ditambah oleh KPU Karanganyar.
Proses pendistribusian logistik akan dikawal ketat aparat kepolisian. Hal ini dilakukan untuk menjamin penyelenggaraan pesta demokrasi terbesar di Bumi Intanpari berjalan lancar dan netral.
“Pola pendistribusiannya hampir sama saat Pilgub Jateng, nanti ada polisi yang mengawalnya,” ujarnya.
Menurutnya, tak ada permasalahan terkait persiapan logistik Pilkada Karanganyar. Surat suara yang rusak telah dikembalikan ke percetakan dan diganti yang baru. Kendati jumlah TPS bertambah dibanding saat pemilihan gubernur (Pilgub) lalu namun jumlah bilik suara tetap mencukupi.
Pejabat Divisi Sosialisasi dan Logistik KPU Karanganyar, Sutopo, menjelaskan jumlah TPS Pilkada Karanganyar bertambah dibanding Pilgub Jateng yakni sebanyak 1.617 TPS yang tersebar di wilayah Karanganyar. Seluruh logistik Pilkada telah dikumpulkan sesuai jadwal pendistribusian ke setiap PPK.
Pengiriman logistik Pilkada akan diprioritaskan di wilayah perbatasan terlebih dahulu. Sebab, pengiriman logistik akan membutuhkan waktu lantaran jarak tempuhnya cukup jauh.
“Sesuai aturan, logistik harus siap di lokasi TPS pada H-3. Tak ada masalah untuk logistik Pilkada,” pungkas Sutopo.

http://www.solopos.com/2013/09/17/pilkada-karanganyar-besok-logistik-mulai-didistribusikan-448146

Monday, 2 September 2013

Fase Kehidupan Dunia yang Sementara

Al-Qur’an telah menerangkan bahwa kehidupan di dunia ini adalah bagaikan sebatang pohon yang tumbuh, berkembang, berbuah, layu dan akhirnya mati musnah di telan bumi. Ada fase dalam kehidpan yang harus dilalui meskipun fase itu terkesan lama, sesungguhnya hanya amun-amun belaka 
ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا. أما بعد. فياأيها الناساعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita bersama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Yang Maha Kuasa dengan mementingkan segala perintah-Nya dan mengalahkan urusan dunia. Sungguh urusan dunia itu hanyalah bersifat sementara.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ 
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Imam Najmuddin an-Nasafi menafsirkan bahwa setiap fase kehidupan tersebut akan dilalui oleh manusia selama delapan tahun.
Pertama La’ibun secara bahasa berarti sebuah permainan. Permainan merupakan kata yang menunjuk pada tidak adanya keseriusan. Dalam bahasa Indonesia keseharian ‘mainan’ adalah anonim dari ‘beneran’.  Dengan kata lain, bahwa kehidupan di dunia ini bukanlah sesuatu yang beneran, tapi hanya bohongan. Rumah di dunia adalah rumah-rumahan, kawin di dunia adalah kawin-kawinan dan begitulah seterusnya.
Jika diterapkan penafsiran Imam Najmuddin dalam ayat ini, maka fase la’ibun ada fase pertama dari kehidupan manusia selama berumur 1-8 tahun yang berisikan permainan. Lihat saja anak-anak kita yang tidak terlalu banyak berpikir dalam usia tersebut. Bahkan begitu pentingnya permainan hingga diciptakanlah berbagai macam kelompok bermain (playgroup). Hal ini persis dengan apa yang dikatakan oleh Imam ar-Razi dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib, bahwa la’ibun merupakan karakter anak-anak yang tidak pernah memikirkan manfaat dari apa yang dilakukannya, karena semua itu hanya sekedar permainan.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Kedua lahwun adalah sifat lalai yang terdapat dalam diri manusia, lalai karena tidak terbiasa berpikir panjang atau sengaja tidak mau berpikir panjang. Apa yang dilakukan selalu menurut tuntutan hawa nafsu. Tawuran, kebut-kebutan semua dilakukan tanpa ada pertimbangan, asal hati senang maka kakipun melangkah. Inilah sifat yang melanda anak manusia dalam fase kedua kehidupannya, ketika remaja berumur 9-16 tahun.
Ketiga zinatun, bahwa dunia ini adalah perhiasan semata. Dunia seisinya tidak lebih dari asesoris kehidupan. Imam ar-Razi mengatakan bahwa fase ini banyak menerpa kaum hawa. Ketika umur telah mulai menginjak tujuh belas tahu, maka mulailah perempuan itu menyadari akan keperempuanannya. Mulailah apa yang disebut dengan masa kedewasaan. Diantara tanda-tandanya adalah berlama-lama di depan kaca. Mematut muka, merias diri, memperbesar apa yang sekiranya masih kecil dan berusaha memperbesarkannya.
Begitu juga dengan masalah penampilan, fase kehidupan ini (17-24 tahun), anak manusia selalu ingin tampil mengagumkan. Motor harus ada, HP harus seri terbaru, kuliah harus diperguruan tinggi. Padahal jika dipikir lebih dalam, semua tuntutan itu hanya semakin menjauh dari subtansi kehidupan. Tidak peduli pengetahuan yang didapat, yang penting universitas yang terkenal. Tidak peduli dengan pantas atau tidak yang penting tampil keren dan mempesona. Sungguh semua itu adalah dalil betapa kehidupan dunia ini adalah asesoris belaka.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Keempat, tafakhurun baynakum artinya dunia menjadi tempat untuk saling bermegah-megahan, dunia menjadi media saling menyombongkan diri, atau dalam bahasa jawa disebut ‘anggak-anggakan’. Baik saling menyombongan kepunyaan maupun ke’turunan’. Biasanya dalam fase ini antara umur 25-32 tahun anak manusia mulai mencari jati dirinya. Dalam pencarian itulah ada kalanya dia membanggakan nasabnya, atau membanggakan milik ayahnya hanya sekedar ingin terlihat lebih di antara sesama.
Kelima takatsurun fil amwal, bahwa dunia ini adalah tempat memperbanyak harta dan keturunan. Inilah puncak dari fase kehidupan manusia ketika berumur 33 tahun dan seterusnya. Pada saat-saat inilah kita melihat semangat yang menggebu dalam diri manusia untuk berbisnis menumpuk harta Bahkan juga masa memanjakan anak dan keluarga. Maka janganlah heran jika para koruptor itu didominasi oleh orang orang muda yang ingin menumpuk harta.
Keenam takatsurun fil aulad, fase ini merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya. Jika menuruti pendapat Iman Najmuddin an-Nasafi, maka umur empat puluh ke atas adalah masa yang wajar seseorag mulai memperhatikan kepentingan anak dan cucu-cucunya. Memabanggakan dan terlalu memikirkan kehidupan mereka. Seolah tidak tega jika melihat anak dan cucu itu terlantar hidupnya, maka diteruskanlah fase sebelumnya, sehingga para berkorupsi demi anak cucu dan bernepotisme menjalin jejaring yang kuat untuk mempertahankan kekayaan dan kehidupannya.
Maka menjadi tidak aneh, ketika kesempatan berkumpul dengan sesama dalam reoni keluarga atau reoni kawan lama yang akan dipertanyakan adalah berapa jumlah anak dan cucunya.
Inilah, keadaan  hidup di dunia. Jikalau kita tidak sekedar sadar diri niscaya kita akan terhanyut dalam arus yang makin menjauhkan hidup ini dari subtansinya. Semakin tersibukkanlah kita dengan remeh temeh keduniawian yang tidak ada putusnya, dunia bakagikan candu yang tidak mudah dihentikan.
Hadirin Jama’ah Jum’ah yang Dimuliakan Allah
Maka, begitulah remeh temeh perjalanan hidup di dunia dan betapa sebenatarnya kehidupan ini, sehingga ditamsilkan dalam ayat ini bagaikan umur tumbuhan yang tersiram , tumbuh, berbuah lalu hancur tak berbekas.
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا
seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Oleh karena itulah sungguh beruntung mereka yang mengerti dan menyadarinya, lalu membenahi langkah dalam kehidupannya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُواا