KARANGANYAR, suaramerdeka.com -
Memasuki musim penghujan, sebanyak 14 unit alat peringatan dini (early
warning system) yang sudah dipasang di beberapa lokasi rawan longsor di
Tawangmangu, Karangpandan, Kerjo dan lainnya mulai diaktifkan dan
dipantau secara intensif.
‘’Alat itu sudah kami pasang sejak
pertengahan tahun lalu, dan sekarang sudah mulai diaktifkan serta terus
kami pantau. Jika ada gerakan tanah yang rawan longsor, alat itu akan
berbunyi dan memberikan sinyal ke warga,’’ kata Kepala Harian Badan
Penanggulangan Daerah (BPBD) Karanganyar, Aji Pratama Heru Kristianto.
Kepada
wartawan, dia mengatakan alat peringatan dini itu termasuk yang
disumbang oleh Kedutaan Besar Amerika, yakni EWS yang terhubung langsung
ke satelit. ALat itu bisa melaporkan secara otomatis dan cepat melalui
internet.
Dia mengatakan, Karanganyar termasuk wilayah dengan
tingkat kerawanan bencana nomor 16, se Indonesia. Di Jateng, termasuk
empat daerah yang harus diwaspadai, selain Bajarnegara, Cilacap dan
Wonosobo.
‘’Karena itu dari awal kami sudah melakukan persiapan.
Untuk rawan longsor, ada tiga kecamatan yang masih kategori sangat
rawan, yaitu Tawangmangu di dusun Guyon, desa Tengklik yang saat ini
terus menerus terjadi gerakan tanah secara perlahan. Sudah ada 73
keluarga yang direlokai.’’ jelasnya.
Selain itu wilayah di
Koripan, Kecamatan Matesih serta Plosorejo yang masuk di wilayah
Kecamatan Kerjo. Masih ada lagi Karangpandan, Ngargoyoso, Jenawi dan
Jatiyoso yang semuanya masuk kategori rawan.
‘’Peta kerawanan
semua daerah kami sudah ada. Termasuk tiga kecamatan rawan banjir yaitu
di Sroyo dan Ngringo Kecamatan Jaten, Desa Waru dan Pulosari di
Kebakkramat serta Jeruksawit yang masuk Gondangrejo, yang rawan banjir
karena aliran Bengawan Solo.’’ ujarnya.
BPBD selalu melakukan
koordinasi dengan instansi terkait, misalnya Balai Besar Bengawan Solo,
Waduk Gajahmungkur, serta juga dengan BPBD daerah lain yang memiliki
tingkat kerawanan serupa. Misalnya Sukoharjo dan Wonogiri yang juga
dialiri Bengawan Solo.
Secara menyeluruh, pihaknya sudah
menyiapkan segala kemungkinan. Personel sebanyak 1.300 yang terdiri dari
relawan bencana dari berbagai organisasi yang siap terjun jika
sewaktu-waktu ada bencana. Juga logistic yang juga sudah disediakan
lebih dari cukup.
‘’Pengalaman banjir akhir Pebruari lalu, ada
5.060 warga yang mengungsi selama tiga hari, karena banjir bandang. Kami
sudah siap sedia tenda dan perlengkapan lain untuk mengevakuasi.
Termasuk pengungsi longsor yang jumlahnya biasanya tidak banyak,’’ kata
dia.
Selama ini pengungsi jarang yang lebih dari 2 minggu. Meski
begitu, dari sisi logistic, Karanganyar sudah memiliki kesiapanh
menampung pengungsi sampai sebulan. Koordinasi dengan PMI dan Dinsos
maupun BNPB di pusat sangat membantu.
Tuesday, 6 November 2012
Karanganyar Aktifkan 14 Unit Peringatan Bencana
23:01
No comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)









0 comments:
Post a Comment