Minggu, 12 Agustus 2012 , 04:41:00
JAKARTA - Ketika pasangan Foke-Nara mendapat amunisi baru berupa dukungan dari PKS, duet Jokowi-Ahok memperoleh angin segar.
Terkait dengan isu SARA yang diembuskan kepada pasangan pemenang pilgub DKI putaran pertama itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Said Aqil Siroj menegaskan, sama sekali tidak ada masalah latar belakang keagamaan seorang pemimpin. "Keadilan bersama nonmuslim itu lebih baik daripada ketidakadilan bersama muslim," tandas Said di Kantor PB NU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, kemarin (11/8). Dia menegaskan bahwa itu bukan sekadar keyakinannya, namun juga salah satu kaidah fikih. Ibnu Taimiyah dalam kitab Siyasah Syar"iyah menegaskan, kalau orang yang adil meski nonmuslim jadi pemimpin, orang Islam pasti akan pula mendapat keadilan. Sebaliknya, jika ada pemimpin beragama Islam yang zalim, orang Islam sekalipun akan dizalimi. "Tidak banyak kiai atau tokoh yang berani ngomong ini. Tapi, kalau saya berani," tegas Said. Berdasar kaidah tersebut, lanjut Said, pasangan Jokowi-Ahok tidak bermasalah di mata NU. "Silakan saja menang, bagi NU tidak ada masalah," tandasnya.(dyn/c10/ca) |









wah, maaf nih bkn saya sok tau.
ReplyDeleteMemilih pemimpin itu harus yg se iman, saya ga hbs pikir kenapa ketua NU bs bilang kya gt?
Jokowi -ahok, ahok itu cina kafir. Memang cuma wakil tp pengaruhnya bs besar.
Misi kristenisasi menargetkan yg demikian, apalagi pemilu nanti prabowo di gandengkan dgn jokowi.
Kl mereka menang, ahok naik jd gubernur.
Di solo wakil jg kristen, kl jokowi menang wakil naik.
Jd solo akan di pimpin kristen.
Sangat disayangkan ketua NU bilang kya gt,